PHP, NO WAY !!
It’s
so far so good..
Sejauh mataku memandang, dan tatkala jantung berdetak menghitungi
detikan menit. Ketika itu hanya
ada satu yang terlihat “ sheila fauzia “, nama yang selalu teukir digoresan
tinta buku diaryku, “ just make her love mine “ sederet ungkapan cinta dibuku
diary. Pertemuan yang begitu berarti dimulai dari hari tanggal dan tempat
yang istimewa. ketika itu, tak
ada sedikit pun rencana untuk kenal, bertemu,dan bertatap muka dengannya langsung. Namun takdirlah yang sengaja mempertemukan. Bertepatan
siang bolong yang pastinya hari itu hari penantian kakak kelasku, impian yang
tak terbayangkan ketika mereka hanya bisa menunggu detik-detik jam terakhir
kali disurau ini. Sungguhterharu rasanya jika aku yang harus merasakannya.
Jam
13.00 tepat beretepatan dengan bulan juni tepatnya, pembagian door prize yang
sebulan sebelum pengumumannyaorang-orang memasukan amplop berisikan jawaban
pada sebuah kotak kecil yang sengaja dihias dan disediakan. Lama mataku
mengincar bebangkuan yang ada di hadapannku. akhirnya tertuju pada sebuah
bangku yang lumayan enak untuk kududuki, sambil mendengar pengumuman berlangsung,
kulirikan mataku kesebelah kiri aku duduk secara spontan tak sengaja ternyatalirikan
pertamaku, aku tergoyahkan dengan sesosok muka perempuan yang begitu menawan,
pandangnan matanya selalu memasuki benak pikirannku, pandangan kedepan akhirnya
terduakan saat kutemukan mata yang bersinar benerang, lalukulirikan mataku tuk
yang kesekian kalinya seolah ia merespon dan tersenyum tersipuh malu melihatku.“jadiikut-ikutan geer dah”Dalam hati berkata.
Hatiku hanya bisa bertanya-tanya, tapi pada siapakah aku
harus bertanya ? sempat ada rasa kecewa “ man proposes god disposes
“ manusia merencanakan tuhan yang menentukan. Selang waktu pembagian door prize , ternyata namaku tidak
terpanggil-panggil juga but take it as granted cause everything’s gonna be
okay.Dalam
hati aku berbicara “STOP” kuharamkan mata ini tuk melihatinya lagi tapi sungguh aneh tapi nyata binaran matanya masih saja datang dan pergi
menghampiriku seolah mirip jelangkung datang tak dijemput, pulang
diantar.
Suasana kembali damai, “ inilah dia sheila fauzia
pemenang berikutnya “ sela ka winda mengumumkan dengan senyum manis yang
menawan, akupun hanya bisa terdiam tak memperduliakan nama yang dipanggil tersebut toh aku juga gak kenal siapa dia pokoknya NO
WAY. Seketika aku terdiam tanpa sepatah kata mulutku serasa terbungkam
mengangap tak percaya dalam hal ini, oh itu dia “sheila fauzia” aku tersenyum
sendiri kaya orang gila subhanallah.. Hatiku seakan terbang melayang
menghampiri deretan lapisan bumi dan langit.
***
Adakalanya cinta tak bisa dimengerti oleh sepasang
kekasih, maupun seseorang yang sedang dilanda asmara cinta. Begitu pula aku
yang hanya bisa memberikan harapan palsu, sungguh aneh bila harus ditindak
lanjuti saat ini karna cinta lamaku telah lama hilang terbang menjauhiku.detik-detik
terakhir cintaku lenyap dengan gegosipan yang silih berganti datang dan pergi.
Ketika itu matahari bersinar terang, rerumputan tergugahi dengan sorotan dan
pantulan cahaya dari kejauhan, burung-burng berterbangan diatas pepohonan cemara.
Hatiku selalu tergugahi oleh sepercik pantulan sinar matahari tak tahu kenapa
sinarnya selalu mengingatkanku akan raut wajahnya. Namun saat ini benih-benih cinta pun hinggap
kembali ketika sekedatangan kedua murid perempuanku. Mereka sengaja menghampiriku saat aku
duduk santai sambil membimbing mereka belajar malam, secara sepontan salah
seorang diantara mereka berkata,
“Ustad,
boleh kita bicara (curhat) secara enam mata?”.hati kecilkutertekan untuk bertanya
“mengapa harus ada
rahasia-rahasian segala, pake enam mata pula ? “. Tapi tak apalah seandainya
aku mampu tuk meringankan keluhannya kenapa tidak, toh aku seorang ustad sambil
tersenyum kecil menyadarinya.“ Ia bisa, memang kalian mau curhat apa ?“ tanyaku
dengan nada bijak. Keduanya tersenyum tersipuh malu mungkin mereka berpikir
bagaimana harus memulai penbicaraan, “rahma ayo
dong ngomong katanya mau curhat tentang cinta, aku udah temenin kamu loh”
paksa anisa dengan bahasa jawanya. “ ia-ia sabar dikit ngapa, ini kan malu “
rahma mulai membantah. “ ayo tak usah malu segala, anggap saja ustad ini kaka
atau orang tuamu, heheh” kata bijakku mulai terlontarkan, namun kenyataannya
kata bijakku masih ecek-ecek dan terpaksa pula. Selang beberapa menit kemudian
rahma memberanikan diri untuk bicara, “ ustad, sebenere aku meh curhat tentang
cinta loh, tapi ustad jangn bilang ke orangnya langsung ya ? please” pinta
rahma dengan medok bahasa Indonesia bercampur jawanya. “nggeh” kataku. Sementara anisa senyum-senyum sendiri mendengar
aku berbicara bahasa jawa,
memang
asing terdengarnya
karena suaraku belum tergolong jawa asli sehingga masih tercampur logat
sundanya.“ begini tad, waktu aku masih duduk dikelas satu SMP aku sudah kenal
cowo namanya wildan. Aku sering smsan, telponan, dan setiap ketemu dikelas atau
dijalanpun kita selalu senyum tebar pesona, aku merasa senang dan dicintai saat
itu.Sempat suatu ketika pas waktu liburan aku mengikat sebuah janji untuk
bertemu dengannya disebuah tempat, aku dijemputnya dan berboncengan motor,
Serasa dunia milik kita berdua saat itu.tapiselang libur panjang kita kembali
ke pondok. Nah, ketika awal-mula dipondok saat kita bertemu masih terlihat
senyum manisnya.Dan kita masih surat-suratan saling tukar cerita kita.Tak lama
kejadian itu berlangsung, sekarang aku telah duduk dibangku kelas dua SMP, harapan
dikelas satu dulu untuk bisa duduk sekelas dengannya tercapai pula, aku merasa
senang dan wildan pun demikian.Setelah kita jalani bersama canda dan tawa pun
terjalin begitu indah surat-menyurat saat itu tidak terperlukan lagi karena kita langsung bicara
dalam kelas namun secara
hakikat disiplinnya
dilarang tapi kita memberanikan diri untuk melanggarnya. Selang beberapa bulan
kemudian wildan sering sekali berubah,
pernah suatu ketika ia
memalingkan senyumanku. . . .
to be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar